Sabtu, 15 Mei 2010

Falsafah dan Pitutur Jawa

Sebagai orang jawa, tentunya kita harus mengenali nilai-nilai luhur yang ada pada pada budaya Jawa. Pitutur Jawa mungkin sering kita dengar, tapi makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya belum pernah kita pahami.
Berikut beberapa PITUTUR JAWA yang sering kita dengar :

Sugeh ngelmu tanpa meguru
Sebuah pitutur tentang keluhuran budi merupakan modal yang sangat mahal, hanya bisa didapat dengan belajar dari kesadaran diri (tanpa berguru).

Wong tuwo kang ora gelem mamulang marang putra wayahe, iku dudu wong tuwa
Sebuah pitutur tentang keluarga bahwa orang tua yang tidak mau mendidik anak cucunya, tidak pantas disebut orang tua.

Wayah wulangen marang kautaman, predinen susileng tata, supaya gawe pepadhaning kaluwarga.
Sebuah pitutur indah dalam pendidikan ; Didiklah anak cucumu kearah keutamaan, didiklah tata susila, agar dapat menjadi sinar cahaya bagi keluarga.

Asu gedhe menang kerahe
Sebuah pitutur yang menunjukkan tentang pemimpin yang merasa menang melawan orang kecil.

Negara mawa tata, desa mawa cara
Sebuah pitutur yang menunjukkan bahwa tiap negara/wilayah itu punya adat/kebiasaan/budaya/sifat /aturan yang berbeda antara satu dengan lainnya.

Yitna yuwana lena kena, sing sapa lena bakal cilaka
Sebuah pitutur yang menasehati kita agar selalu waspada, karena kalau ceroboh (tidak hati-hati) maka akan lebih dekat bahaya.

Kudu angon wektu, tumindak kudu manut kala mangsa
Sebuah pitutur yang menasehati kita agar selalu memperhatikan waktu dan tempat dengan baik, karena setiap tindakan perlu selalu mempertimbangkan suasana dan sikonnya.

Ojo leren lamun durung sayah, Ojo mangan lamun durung luwe, Ojo lali karo asale
Sebuah pitutur yang mengutarakan bahwa kita jangan lekas beristirahat kalau memang belum lelah karena bisa membuat terlena, Jangan pula terlalu senang makan sehingga sudah makan walau perut tidak lapar itu adalah pemborosan, dan Jika sudah berhasil jangan pula kita lupa diri ataupun sombong.

Sedulur iku apik kabeh darba panjangka amrih rahayu
Sebuah pitutur tentang persaudaraan bahwa Saudara itu baik/bagus semua jika sama-sama mempunyai cita-cita menuju kebahagiaan dunia & akhirat.

Ojo mung melik gebyar, Ojo mung nggedheake puluk, Ojo nganti kepaten pasaban
Ungkapan ini menggambarkan bahwa kita jangan samapai lekas kagum dengan hal yang nampak mewah, jangan hanya mengutamakan kebutuhan ‘perut’ saja, dan jangan sampai kehilangan tempat cari rejeki

Cecengkilan iku ngadohake rejeki
Ungkapan ini menggambarkan bahwa manusia pendengki, pemfitnah merupakan sikap yang justru akan menjauhkan rejeki kehidupannya.

Jagat ora mung sagodhong kelor, kareben nggremet waton slamet
Ungkapan ini menggambarkan bahwa orang hendaknya selalu optimis, dunia tidak hanya selebar daun kelor, tetapi sangat luas. Cita cita harus diusahakan sampai tercapai, tetapi dengan kesabaran.

Kacang mangsa tinggal lanjaran
Kacang tidak mungkin meninggalkan jalurnya. Maksudnya, watak dan tingkah laku anak biasanya mirip dengan tingkah laku orang tua. Ini berarti bahwa orang tua harus yang baik kepada anak-anaknya agar anak-anaknya selalu merasa nyaman dalam kehidupan keluarga

Aja mburu menange dhewe
Jangan suka mengejar/merasa menang sendiri

Aja Gugu karepe dhewe
Jangan suka berbuat seenaknya sendiri

Ngono ya ngono, ning aja ngono
Demikian ya demikian, tetapi jangan demikian. Walaupun melakukan perbuatan yang tidak cocok dengan orang lain, tetapi jangan sampai menyakiti hati dan perasaannya.

Nuladha laku utama
Mencontoh haruslah pada perbuatan yang utama dan yang baik.

Ngelmu iku kalakone kanthi laku
Bila ingin pandai maka harus belajar/cari ilmu.

Aja dadi wong kang kuciwa uripe, Iku dudu wong kang utama
Jangan menjadi orang yg merasa kecewa dalam hidup, Sebab itu bukan orang yg arif.

Sekti tanpa aji, menang tan ngasorake
Mengalahkan lawan tanpa membuat lawan merasa dikalahkan dan tidak membuat asor(rendah) lawan baik martabat & harga dirinya.

Giri lusi janma tan kena kinira, kudhi pacul singa landhepa.
Org tdk boleh terlalu mengukur kekuatan org lain, sebab bagaimanapun kemampuan org beda-2. Karena itu bila ada persaingan utk suatu kedudukan, Hanya yg berprestasilah yg berhasil

Aja golek menange dewe, dalan gawat becik disimpangi
Jangan mencari menang sendiri, Agar tdk tjd hal-2 yg tdk diinginkan, Janganlah melibatkan diri dlm perdebatan dgn org2 yg berwatak mau menang sendiri.

Yen krasa enak uwisa, Yen krasa ora enak terusna, Yen ana bapang sumimpanga
Hendaknya kita tetap dapat berlaku hidup prihatin, sederhana dan mengendalikan hawa nafsu baik disaat sedih maupun gembira. Kalau menjumpai penghalang yg membahayakan keselamatan lebih baik menghindar dan menjauhi.

Sing dawa ususe. Sing sapa lali marang kabecikaning liyan, iku kaya kewan
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa Kita hendaknya jadi orang yang sabar. jangan lekas marah, jangan mudah dihasut. barang siapa lupa akan kebaikan orang lain, orang itu berwatak seperti binatang.

Sing eling lan waspada
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa Apapun masalah yang dihadapi, dimanapun, kapanpun baik sulit atau mudah tetap harus dihadapi dengan kesadaran, kesabaran dan ketelitian.

Yen sira wus mikani alamira pribadi, mara sira mulanga marang wong kang durung wikan
Sebuah pitutur perilaku, bahwa Jika kita sudah mampu mengendalikan dan menguasai kepribadian kita sendiri, maka hendaknya mengajari kepada orang lain yang belum tahu.

Ngelmu kang nyata, karya reseping athi. Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budhi
Sebuah pitutur perilaku, bahwa perbuatan yang benar, akan bisa membuat hati kita bakal senang, berusaha berbuat baik dengan hati yang sentosa.

Ngunduh Wohing pakarti. Becik kethithik, Ala ketara
Sebuah pitutur perilaku, bahwa Orang akan memetik hasil dari perbuatannya sendiri-sendiri. Perbuatan baik diketahui, perbuatan buruk juga bakal diketahui.

Sing sapa wedi ing luput wani ing bener, iku klebu manungsa linuwih
Sebuah pitutur perilaku, bahwa siapa yang takut berbuat salah berani berbuat benar, maka itu berarti tergolong manusia yang utama.

Abot entheng saka panggawene dhewe
Sebuah pitutur kemanusiaan, bahwa berat dan ringannya kehidupan adalah tergantung dari diri manusia itu sendiri.

Gusti Alloh nitihake sira iku lantaran biyungira, mula kudu ngurmat biyungira
Sebuah pitutur ketuhanan, bahwa kita (manusia) itu diciptakan melalui seorang Ibu, oleh karena itu kita harus menghormati Ibu.

Sabegja-begjane kang lali, luwih begja kang eling lan waspada
Sebuah pitutur tentang kehidupan, bahwa se untung-untungnya orang yang lupa, masih lebih untung orang yang selalu ingat dan waspada.

Dalane waskita iku saka nitheni
Sebuah pitutur tentang kehidupan, bahwa seseorang yang dianggap bisa mengetahui hal yang belum terjadi (waskita)/peramal adalah bisa dilakukan olehnya karena pintar dalam pengamatan dan ketelitian sehingga bisa membuat perencanan. Jika ada yangtahu bahwa si-A diramalkan bakal dapat jodoh tanggal sekian, kemudian kalau menikah harus tanggal sekian, maka itu adalah semata-mata perbuatan Jin. tidak akan bertahan dalam 40 hari.

Nglurug tanpa bala, Sugih ora nyimpen, Sekti tanpa maguru
Sebuah pitutur tentang sebuah penyerangan yang tanpa pasukan, sebuah kekayaan tanpa punya harta, dan sebuah kesaktian yang diperoleh tanpa berguru. Hal itu semua adalah mungkin.

Mumpung anom ngudiya laku utama
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa selagi masih muda, selalu berupaya untuk menjadi yang terbaik, berperan dalam segala hal yang baik-baik.

Ngilo-a githok-e dewe. Sing bisa nggedhong napsu. Sing uwis ya uwis
Sebuah pitutur kehidupan, bahwa hendaknya kita bisa mengetahui kekurangan/aib diri kita sendiri. Seharusnya bisa menahan/megendalikan hawa nafsu kita. Dan yang sudah berlalu biarlah berlalu.

1 komentar:

  1. bagus mas pandu...
    sekarang banyak orang jawa yang kehilangan ke-jawa-annya, akibat dampak globalisasi.
    sebetulnya orang maju itu cara dan pola berpikirnya terus up todate tanpa meninggalkan akar budaya aslinya.
    seperti jepang,..budaya minum teh dan hormat ke yg lebih tua sangat dipatuhi..
    gimana nggalek... apa sudah bergeser budayanya

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar, untuk kemajuan kami